Syphilis
- Disebabkan oleh bakteria. Lesi muncul antara 3 minggu sampai 3 bulan setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit ini.
- Luka terlihat seperti lubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi. Pada umumnya tidak terasa sakit.
- Luka akan hilang setelah beberapa minggu, tetapi virus akan menetap pada tubuh dan penyakit dapat muncul berupa lecet-lecet pada seluruh tubuh. Lecet-lecet ini akan hilang juga, dan virus akan menyerang bagiantubuh lain.
- Syphilis dapat disembuhkan pada tiap tahapan dengan penicillin.
- Pada wanita lesi dapat tersembunyi pada vagina.
Infeksi
Menular Seksual (IMS) menyebar cukup mengkhawatirkan di Indonesia. Baik jenis
gonorchea maupun sifilis. Sifilis adalah penyakit kelamin menular yang
disebabkan oleh bakteri spiroseta, Treponema pallidum. Penularan biasanya
melalui kontak seksual; tetapi, ada beberapa contoh lain seperti kontak
langsung dan kongenital sifilis (penularan melalui ibu ke anak dalam uterus).
Gejala
dan tanda dari sifilis banyak dan berlainan; sebelum perkembangan tes serologikal,
diagnosis sulit dilakukan dan penyakit ini sering disebut “Peniru Besar” karena
sering dikira penyakit lainnya. Data yang dilansir Departemen Kesehatan
menunjukkan penderita sifilis mencapai 5.000 – 10.000 kasus per tahun.
Sementara di Cina, laporan menunjukkan jumlah kasus yang dilaporkan naik dari
0,2 per 100.000 jiwa pada tahun 1993 menjadi 5,7 kasus per 100.000 jiwa pada
tahun 2005. Di Amerika Serikat, dilaporkan sekitar 36.000 kasus sifilis tiap
tahunnya, dan angka sebenarnya diperkiran lebih tinggi. Sekitar tiga per lima
kasus terjadi kepada lelaki.
Bila
tidak terawat, sifilis dapat menyebabkan efek serius seperti kerusakan sistem
saraf, jantung, atau otak. Sifilis yang tak terawat dapat berakibat fatal.
Orang yang memiliki kemungkinan terkena sifilis atau menemukan pasangan
seks-nya mungkin terkena sifilis dianjurkan untuk segera menemui dokter secepat
mungkin.
Ciri-ciri
Kuman penyebabnya disebut Treponema pallidum. Masa tanpa gejala berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini.
Kuman penyebabnya disebut Treponema pallidum. Masa tanpa gejala berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini.
Selama
2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, atau disebut
masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan menyerang susunan syaraf
otak, pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan hamil sifilis dapat ditularkan
kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati,
limpa dan keterbelakangan mental.
Ciri Pada Wanita dan Pria
Namun demikian bagaimana penyakit sifilis ini sesungguhnya? Mungkin sedikit uraian berikut ini bisa membantu Anda.
Namun demikian bagaimana penyakit sifilis ini sesungguhnya? Mungkin sedikit uraian berikut ini bisa membantu Anda.
Sifilis
atau yang disebut dengan ‘raja singa’ disebabkan oleh sejenis bakteri yang
bernama treponema pallidum. Bakteri yang berasal dari famili spirochaetaceae
ini, memiliki ukuran yang sangat kecil dan dapat hidup hampir di seluruh bagian
tubuh. Spirochaeta penyebab sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang
yang lain melalui hubungan genito-genital (kelamin-kelamin) maupun oro-genital
(seks oral). Infeksi ini juga dapat ditularkan oleh seorang ibu kepada bayinya
selama masa kehamilan. Anda tidak dapat tertular oleh sifilis dari handuk,
pegangan pintu atau tempat duduk WC.
Gambaran tentang penyakit sifilis seperti yang dikemukakan
tersebut mungkin masih membuat Anda penasaran, karena wanita yang tidak tahu kalau
suaminya sering ‘jajan‘
mungkin tidak menyadari kalau dirinya sudah mengidap penyakit sifilis.
Jadi
uraian selanjutnya adalah mengenali gejala yang mungkin terjadi pada wanita,
yang terurai dalam empat stadium berbeda.
Stadium satu. Stadium ini ditandai oleh munculnya
luka yang kemerahan dan basah di daerah vagina, poros usus atau mulut. Luka ini
disebut dengan chancre, dan muncul di tempat spirochaeta masuk ke tubuh
seseorang untuk pertama kalinya. Pembengkakan kelenjar getah bening juga
ditemukan selama stadium ini. Setelah beberapa minggu, chancre tersebut akan
menghilang. Stadium ini merupakan stadium yang sangat menular.
Stadium dua. Kalau sifilis stadium satu tidak
diobati, biasanya para penderita akan mengalami ruam, khususnya di telapak kaki
dan tangan. Mereka juga dapat menemukan adanya luka-luka di bibir, mulut,
tenggorokan, vagina dan dubur. Gejala-gejala yang mirip dengan flu, seperti
demam dan pegal-pegal, mungkin juga dialami pada stadium ini. Stadium ini
biasanya berlangsung selama satu sampai dua minggu.
Stadium tiga. Kalau sifilis stadium dua masih juga
belum diobati, para penderitanya akan mengalami apa yang disebut dengan sifilis
laten. Hal ini berarti bahwa semua gejala penyakit akan menghilang, namun
penyakit tersebut sesungguhnya masih bersarang dalam tubuh, dan bakteri
penyebabnya pun masih bergerak di seluruh tubuh. Sifilis laten ini dapat berlangsung
hingga bertahun-tahun lamanya.
Stadium empat. Penyakit ini akhirnya
dikenal sebagai sifilis tersier. Pada stadium ini, spirochaeta telah menyebar
ke seluruh tubuh dan dapat merusak otak, jantung, batang otak dan tulang.
Sedangkan
pada lelaki yang telah tertular oleh sifilis memiliki gejala-gejala yang mirip
dengan apa yang dialami oleh seorang penderita wanita. Perbedaan utamanya ialah
bahwa pada tahap pertama, chancre tersebut akan muncul di daerah penis. Dan
pada tahap kedua, akan muncul luka-luka di daerah penis, mulut, tenggorokan dan
dubur.
Orang
yang telah tertular oleh spirochaeta penyebab sifilis dapat menemukan adanya
chancre setelah tiga hari – tiga bulan bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh.
Kalau sifilis stadium satu ini tidak diobati, tahap kedua penyakit ini dapat
muncul kapan saja, mulai dari tiga sampai enam minggu setelah timbulnya
chancre.
Sifilis
dapat mempertinggi risiko terinfeksi HIV. Hal ini dikarenakan oleh lebih
mudahnya virus HIV masuk ke dalam tubuh seseorang bila terdapat luka. Sifilis
yang diderita juga akan sangat membahayakan kesehatan seseorang bila tidak
diobati. Baik pada penderita lelaki maupun wanita, spirochaeta dapat menyebar
ke seluruh tubuh dan menyebabkan rusaknya organ-organ vital yang sebagian besar
tidak dapat dipulihkan. Sifilis pada ibu hamil yang tidak diobati, juga dapat
menyebabkan terjadinya cacat lahir primer pada bayi yang ia kandung.
Pengobatan
Sifilis dapat dirawat dengan penisilin atau antibiotik lainnya. Menurut statistik, perawatan dengan pil kurang efektif dibanding perawatan lainnya, karena pasien biasanya tidak menyelesaikan pengobatannya. Cara terlama dan masih efektif adalah dengan penyuntikan procaine penisilin di setiap pantat (procaine diikutkan untuk mengurangi rasa sakit); dosis harus diberikan setengah di setiap pantat karena bila dijadikan satu dosis akan menyebabkan rasa sakit. Cara lain adalah memberikan kapsul azithromycin lewat mulut (memiliki durasi yang lama) dan harus diamati. Cara ini mungkin gagal karena ada beberapa jenis sifilis kebal terhadap azithromycin dan sekitar 10% kasus terjadi pada tahun 2004. Perawatan lain kurang efektif karena pasien diharuskan memakan pil beberapa kali per hari.
Sifilis dapat dirawat dengan penisilin atau antibiotik lainnya. Menurut statistik, perawatan dengan pil kurang efektif dibanding perawatan lainnya, karena pasien biasanya tidak menyelesaikan pengobatannya. Cara terlama dan masih efektif adalah dengan penyuntikan procaine penisilin di setiap pantat (procaine diikutkan untuk mengurangi rasa sakit); dosis harus diberikan setengah di setiap pantat karena bila dijadikan satu dosis akan menyebabkan rasa sakit. Cara lain adalah memberikan kapsul azithromycin lewat mulut (memiliki durasi yang lama) dan harus diamati. Cara ini mungkin gagal karena ada beberapa jenis sifilis kebal terhadap azithromycin dan sekitar 10% kasus terjadi pada tahun 2004. Perawatan lain kurang efektif karena pasien diharuskan memakan pil beberapa kali per hari.
Perawat
kesehatan profesional mengusulkan seks aman dilakukan dengan menggunakan kondom
bila melakukan aktivitas seks, tapi tidak dapat menjamin sebagai penjaga yang
pasti. Usul terbaik adalah pencegahan aktivitas seksual dengan orang yang
memiliki penyakit kelamin menular dan dengan orang berstatus penyakit negatif.
Seks Oral dan Sifilis
Banyak orang salah meyakini. Mereka pikir seks oral aman. Padahal, hubungan seks dengan cara ini sudah terbukti bisa menularkan penyakit sifilis. Begitu laporan yang disiarkan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDCP) dalam Morbidity and Mortality Weekly Report. Ditambahkan, luka di mulut akibat sifilis, pada gilirannya semakin meningkatkan risiko terkena infeksi HIV.
Banyak orang salah meyakini. Mereka pikir seks oral aman. Padahal, hubungan seks dengan cara ini sudah terbukti bisa menularkan penyakit sifilis. Begitu laporan yang disiarkan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDCP) dalam Morbidity and Mortality Weekly Report. Ditambahkan, luka di mulut akibat sifilis, pada gilirannya semakin meningkatkan risiko terkena infeksi HIV.
“Mereka
yang dalam jangka panjang tidak terikat hubungan monogami dan melakukan
hubungan seks oral, sebaiknya tetap menggunakan pelindung, semisal kondom,
untuk mengurangi risiko terkena penyakit seksual menular,” kata tim peneliti
dari Chicago Department of Public Health yang dipimpin oleh Dr. C. Ciesielski.
Dalam
pemantauan yang mereka lakukan, tim itu mendapati bahwa sifilis terus menyebar
lewat seks oral. Pola penularan yang mereka pantau sangat berubah dalam periode
tahun 1998 hingga 2002. Bila di tahun 1990-an sifilis hanya terjadi pada kaum
heteroseksual, sejak 2001 jumlah pria yang melakukan hubungan seks dengan
sesama pria tercatat hampir 60 persen.
Antara
tahun 2000 hingga 2002 tim yang dipimpin Ciesielski juga mewawancarai mereka
yang terkena sifilis. Hasilnya, lebih dari 14 persen kasus penularan sifilis
terjadi melalui seks oral. Jumlah ini dlaporkan oleh 20 persen gay dan 7 persen
pria dan wanita heteroseksual.
Angka
itu belum termasuk penularan melalui seks oral yang mungkin terjadi pada saat
yang bersangkutan juga melakukan hubungan badan. Bahayanya, orang dengan
sifilis di mulut mungkin tidak memperlihatkan gejala. Luka di mulut lazim
disalahmengerti sebagai sariawan atau herpes. Padahal, di dalam luka itu
tersembunyi kuman penyebab sifilis.
Semua
data ini menggarisbawahi perlunya edukasi pada mereka yang aktif secara seksual
untuk menghindari sifilis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar